PENGHAPUS AMAL KEBAJIKAN


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Ghaasyiyah ayat 1 sampai 4.
”Sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan? (1) Banyak muka pada hari itu tunduk terhina (2) Bekerja keras lagi kepayahan (3) Memasuki api yang sangat panas (neraka) (4).”
Ayat diatas memberikan informasi bahwa akan ada pemandangan yang akan disaksikan dihari kiamat wajah yang menunduk penuh ketakutan, penuh kesedihan, terhina menghadap pengadilan Allah  padahal mereka didunia ternyata bekerja keras dalam beramal, bahkan bercapek-capek, namun mereka orang-orang yang mendapatkan jilatan-jilatan api neraka. Mengapa demikian? Ini disebabkan karena hanya memperhatikan memperbanyak amalan lalu melupakan hal-hal yang bisa menghabiskan amalan. Wa’iyyadzu Billah.
Menurut Imam Ibnu Qayyim Rahimahulullah hal itu sangat banyak dan tidak bisa disebutkan yang banyak itu, namun pada edisi ini kami akan memberikan beberapa hal yang kami anggap penting untuk diketahui sekaligus untuk dihindari agar amalan yang dikerjakan diterima disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala pahalanya sempurna.
1.    Kekufuran
Al kufru (perbuatan kekufuran) adalah perbuatan yang menghancurkan dan menghabiskan amalan seorang manusia, bagaimanapun banyaknya dan bagusnya amalan yang dilakukan maka yakinlah mereka adalah penghuni neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada sesuatu dari kebajikannya mendapatkan pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya orang kafir adalah orang yang tidak ada kebaikannya sama sekali disisi Allah      Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat (kafir adalah siapa saja yang tidak beragama dengan agama islam).
 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (QS. Al Furqan: 39)
Inilah amalan orang kafir yang tidak punya bobot sama sekali, dibuang begitu saja dan tidak dihargai sama sekali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”(QS: Al Furqan: 23)
Begitulah orang kafir di dunia ini, mereka sudah menghabiskan harta mereka untuk suatu kebahagian akhirat tapi mereka tidak mendapatkan sedikitpun dari hasil-hasil usaha mereka di dunia ini  Seoarang tokoh Qurais di zaman jahiliyah, Ibnu Jad’an. ia dikenal dermawan oleh semua orang di zamannya. Lalu Aisyah Radhiallahu Anha menanyakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang perihal orang ini. Ya Rasulullah. Ibnu jad’an. Apakah ibnu jad’an ini tidak mendapatkan apa-apa dari bantuannya kepada orang yang susah? perbuatan baiknya kepada tetangga? memerdekakan budak dan seterusnya? begitu banyak kebaikan-kebaikan yang dilakukan ibnu jad’an. Tapi apa kata Rasulullah. “La ya Aisyah”. Tidak wahai Aisyah. Dia tidak pernah mengatakan satu kalipun untuk memohon ampun kepada Allah dan tidak pernah menyatakan keislamannya.
2.    Syirik Besar
Seseorang yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka seluruh amalannya akan habis dan dihapuskan. Bahkan seandainya perbuatan kesyirikan ini dilakukan para nabi pun maka amalan-amalan mereka akan dihapuskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan keadaan para nabi-nabinya dan memuji nabi-nabinya lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup ayatnya.
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya di antara hamba-hamba-Nya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka kerjakan”.(QS. Al An’am: 88)
Terkhusus kepada nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam
Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.(QS. Az Zumar: 65)
Allah mengancam nabinya Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam untuk dihapuskan amalannya jika saja beliau berbuat kesyirikan, namun nabi kita dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari perbuatan seperti ini. Hal yang penting untuk kita perhatikan kalau nabi saja diancam dengan seperti itu maka apatah lagi umatnya.
Sungguh hal yang sangat menyedihkan hati seorang muslim saat ini, banyak diantara hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang rela dan mau mendatangi kuburan-kuburan untuk bertawassul dan meminta kepada penghuni kubur yang tidak bisa mendengarkan sedikitpun dari apa yang mereka minta apatah lagi memberikan apa yang mereka minta. Perbuatan yang seperti ini adalah perbuatan syirik besar yang akan mengubah status seseorang dari muslim menjadi seorang yang musyrik ataukah menjadi seorang yang kafir.
3.    Syirik Kecil/Riya’
Syirik yang lain yang paling berbahaya dalam artian bahaya karena sering dilakukan hamba-hamba Allah  Subhanahu wa Ta’ala tanpa mereka sadari namun syirik ini sering bersamanya. Yaitu riya’. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah? Rasulullah  menjawab: "Riya’, Allah berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?" 
(HR. Imam Ahmad No. 22523. dari sahabat Mahmud bin Labit).
Jika saja Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam khawatir akan keadaan para sahabat-sahabatnya yang mulia apatah lagi kita-kita ini. Persolan riya ini kadang tidak diniatkan sama sekali tapi dia muncul ditengah kita beramal. Awalnya seorang hamba beramal tidak mengharapkan pujian dari manusia namun ketika dia tengah beribadah melakukan amalan saleh berbuat kebajikan kemudian datang manusia memandangnya dan memujinya, maka datanglah syaitan mengubah niatnya yang tadinya beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu mengharapkan pujian-pujian dari manusia. Padahal orang yang beramal untuk manusia dalam hadist yang kita sebutkan tadi mereka-mereka akan diusir oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada mereka untuk mendatangi orang-orang yang dulu dia harapkan pujian dan penilaiannya untuk menberikan pahala dari mereka.
Hari kiamat adalah hari yang tidak seorang pun memberikan manfaat kepada saudara-saudaranya. Maka apa yang kita harapkan dari orang lain yang ia juga butuh pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak bisa menyelamatkan dirinya, maka bagaimana mungkin kita mengharapkan sesuatu dari orang seperti itu. Maka seorang muslim, hendaknya dalam setiap amalannya hanya mengharapkan balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kapan dia beramal karena seseorang maka dia akan meminta pahala kepada. orang tersebut dan Allah tidak memberikan sesuatu apapun.
4.    Meremehkan sunnah Rasulullah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2)
Imam Ibnu Qayyim Rahimulullah  mengatakan tentang ayat ini. Jika saja tidak beradab dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat suara dihadapan beliau itu sudah bisa membatalkan, menghapus amalan-amalan bagi seorang hamba baik disadari maupun tidak, maka apatah lagi seseorang yang menjelek-jelekkan sunnah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Seseorang yang membuat aturan-aturan yang bertentangan dengan aturan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menganggap aturan itu lebih baik dari aturan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Membuat syariat/undang-undang yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memandang undang-undang atau syariat itu lebih pantas dikedepankan dari pada hukum-hukum dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka orang seperti ini lebih pantas habis amalan-amalannya meskipun kelihatannya bagus dan pengorbanan yang begitu banyak dalam mengerjakan amalan tersebut “Wallahu A’alam”



[Sabar Dikala Sakit] 
  • Sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah. Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif, kombinasi antara ridho dan ikhtiar. Kesabaran bukan proses diam dan pasif melainkan prOses aktif yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari musibah yang disikapi dengan sabar akan lahir rahmat dan tuntunan dari Allah.
  • Bagaimana sabar menghadapi sakit?
    1. sabar Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
    2. sabar untuk tidak mengeluh.
    3. sabar menafakuri hikmah sakit.
    4. bersabar ketika ikhtiar.
    5. sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah.
[Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan]
  • Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung.[An-Nahl : 96], [Az-Zumar : 10]
  • Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
    "Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya".
  • Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan.
  • Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala.
  • Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do’a". [Al-Aqdud-Farid, 2/282]
[Syukur Saat Sehat, Sabar Saat Sakit]
  • Ada dua nikmat yang banyak orang lalai mensyukurinya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu” (HR Bukhari).  Nikmat sehat merupakan karunia dari Allah SWT, dan sering dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja, sehingga kita lalai untuk bersyukur kepada-Nya. Biasanya, kesadaran akan besarnya nikmat sehat baru timbul pada saat kita mengalami sakit.
  • Dan apabila aku sakit, Dia -lah yang menyembuhkan aku” (QS Asy Syu’araa’ [26]: 80). Jika Allah SWT memberikan ujian berupa sakit, ikhtiar harus dilakukan dengan berObat kepada yang ahli dalam bidang pengobatan melalui cara pengobatan yang sesuai dengan syariat. Tentu disertai do’a mohon kesembuhan kepada-Nya. Kita harus bersabar dan menyadari bahwa sakit yang kita alami adalah kehendak-Nya.
[Sabar Yang Indah di Balik Keluhan Rasa Sakit]
  • Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, Sabar yang indah (yang baik) adalah seseorang bersabar tanpa mengeluh (merintih) rasa sakit pada makhluk. Oleh karena itu, pernah dibacakan kepada Imam Ahmad bin Hambal kala ia sakit bahwa Thowus sangat tidak suka merintih tatkala sakit. Setelah itu Imam Ahmad tidak pernah mengeluh lagi (pada makhluk dengan merintih sakit) sampai waktu ia meninggal dunia.
  • Ya’qub pernah berkata,

    Bersabarlah dengan sabar yang baik” (QS. Yusuf: 18) فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
  • إنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إلَى اللَّهِ
    "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86) 
  

 

"SAKIT YANG DIIKUTI DENGAN KESABARAN"

Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur".
[Asy-Syura, 26 : 32-33]
Sakit = Menggugurkan Kesalahan
  • Imam BukhaRi dan Muslim mengetengahkan sebuah Riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Tiadalah mu­sibah yang menimpa orang beriman, baik berupa sakit, sedih, susah, maupun terkena duri kakinya, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai tebusan (kafarat) atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya."
  • Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata : "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)
  • “Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127)
Sabar di kala sakit = Penghuni Surga
  • DaRi Atha’ bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. ‘Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga ? Aku menjawab. ‘Ya‘. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata. ‘Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata. ‘Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo’a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu fiat’. Lalu wanita itu berkata. ‘Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. ‘Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo’alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka’. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)
Dicatat amal di kala sehat
  • Dari abu musa Al asyari ra ia berkata ; Rasulullah saw beRsabda; apabila seseorang menderita sakit  atau sedang bepergian , maka dicatatlah pahala baginya amal perbuatan yang biasa dikerjakan pada waktu tidak bepergian dan pada waktu sehat (HR bukhari)
  •  

    Gambaran Tentang Syurga

    1. Sifat Pintu Surga
    Nabi s.a.w. bersabda: "Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satu pintunya disebut Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


    Diriwayatkan oleh 'Utbah bin Ghazwan r.a., ia berkata, "Sungguh telah disebutkan kepada kami bahwa antara dua daun pintu surga sejauh perjalanan empat puluh tahun. Dan sesungguhnya suatu saat akan didatangi dalam keadaan penuh berdesakan." (HR. Muslim)


    2. Cara Penduduk Surga Memasukinya
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Golongan pertama yang masuk surga dalam bentuk bulan di malam purnama, kemudian setelah mereka golongan yang tampak seperti bintang langit yang paling kuat sinarnya. Mereka tidak kencing dan tidak berak, tidak juga meludah dan ingusan, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, keringat mereka berupa minyak kasturi, tempat pembakaran (dupa) mereka berupa mutiara, istri-istri mereka berupa bidadari, mereka memiliki bentuk yang sama, yaitu tingginya seperti bapak mereka Adam, yaitu 60 hasta menjulang ke langit." (HR. Muslim)


    3. Kedudukan Terendah dan Tertinggi Penduduk Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda, "Musa bertanya kepada Rabb-nya, 'Apa kedudukan terendah penghuni surga?' Allah berfirman, 'Yaitu lelaki yang datang setelah penduduk surga dimasukkan ke dalam surga.' Kemudian dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga!' Ia berkata, 'Wahai Rabbku, bagaimana mungkin sedangkan orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan telah mengambil bagian-bagian mereka?' Maka dikatakan kepadanya, 'Apakah kamu rela jika bagianmu seperti kerajaan raja dari raja-raja dunia?' Ia menjawab, 'Saya ridha wahai Rabb.' Allah berfirman, 'Itu bagianmu ditambah dengan semisalnya, semisalnya, semisalnya dan semisalnya.' Dan ia menjawab saat penyebutan yang kelima, 'Saya ridha wahai Rabb.' Allah berfirman, 'Ini bagianmu dan sepuluh kalinya serta bagimu apa yang diinginkan oleh jiwamu dan apa-apa yang dipandang enak oleh matamu.' Ia berkata: 'Saya ridha wahai Rabb.'


    Kemudian Musa bertanya, 'Wahai Rabb, lantas bagaimana kedudukan tertinggi penghuni surga?' Allah berfirman, 'Merekalah orang-orang yg Aku inginkan. Aku tanamkan kemuliaan-kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku beri tanda di atasnya yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar telinga, dan terbetik di hati manusia.' Perawi hadits berkata, 'Hal ini sesuai dengan kebenaran kitab Allah: "Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam) nikmat yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17)(HR. Muslim).


    4. Perbedaan Derajat Penghuni Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya penduduk surga bisa memandang para penghuni kamar-kamar dari atas mereka, sebagaimana kalian melihat bintang-bintang yang berkilauan yang tampak di sebelah timur maupun barat, karena perbedaan keutamaan di antara mereka." Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, itu adalah kedudukannya para Nabi yang tidak bisa disamai oleh selain mereka?' Rasulullah bersabda, 'Benar, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul...'" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).


    5. Sifat Bangunan, Tanah dan Kerikil Surga
    Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Kami bertanya, "Ya Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang bangunan surga?" Beliau menjawab, "(Bangunannya) dari bata emas dan bata perak, lantainya kasturi, kerikilnya lu'lu' dan yaqut, tanahnya za'faran, siapa yang memasukinya akan merasakan kenikmatan dan tidak ditimpa kekhawatiran, kekal dan tak akan mati, pakaiannya tidak akan usang dan masa mudanya tak akan sirna." (HR. Ahmad).


    6.Kamar-kamar Surga
    Nabi s.a.w. bersabda, "Di surga terdapat kamar-kamar, bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar." Abu Malik Al-Asy'ari berkata, 'Kamar-kamar it untuk siapa ya Rasulluah?' Beliau menjawab, "Untuk orang-orang yang baik dalam berbicara, memberi makan dan melaksanakan shalat malam di kala manusia terlelap dalam tidur." (HR. Ath-Thabrani).


    7. Kemah-kemah Penghuni Surga
    Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi seorang mukmin di surga mendapatkan sebuah kemah dari lu'luah yang berongga, panjangnya enam puluh mil. Di dalamnya seorang mukmin tinggal bersama keluarganya, ia bisa mengelilingi mereka, dan sebagian mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


    8. Pasar Surga
    Rasullulah s.a.w. bersabda: "Di surga ada pasar yang dikunjungi tiap hari Jum'at, bertiuplah angin utara menerpa wajah dan pakaian mereka, maka bertambahlah kecantikan dan kemolekan mereka. Mereka kembali kepada keluarga mereka dalam keadaan bertambah bagus dan molek, sehingga keluarga mereka berkata, 'Demi Allah, kalian bertambah cantik dan molek setelah kepergian kami.' Mereka pun menjawab. 'Demi Allah, kalian pun juga bertambah bagus dan cantik setelah berpisah dengan kami'." (HR. Muslim)


    9. Sungai-sungai Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Al-Kautsar adalah sungai di surga, kedua tepinya dari emas, salurannya terbuat dari yaqut dan mutiara, tanahnya lebih harum dari kasturi, airnya lebih manis dari madu, dan lebih putih dari salju." (HR. Ibnu Majah)


    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sungai-sungai surga terpancar dari bawah bukit atau dari bawah gunung kasturi." (HR. Ibnu Hibban)


    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Di surga terdapat samudera untuk air, samudera untuk susu, samudera untuk madu dan samudera untuk khamr, kemudian setelah itu sungai-sungai terpecah darinya." (HR. Al-Baihaqi)



    10. Pohon-pohon Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon dimana seorang pengendara berjalan seratus tahun belum akan melewati naungannya. Jika kalian mau, bacalah firman Allah Ta'ala, 'Dan naungan yang terbentang luas.' (QS. Ar-Rahman: 30)." (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)


    11. Sifat Makan dan Minum Penduduk Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum di dalamnya, tidak pernah berak, tidak ingusan dam tidak pula kencing. Makanan mereka menjadi sendawa seperti aroma kasturi, mereka diilhami tasbih dan tahmid seperti mereka diilhami bernafas." (HR. Muslim)

    12. Pakaian Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;" (QS. Al-Kahfi: 31)

    13. Dipan Penduduk Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Mereka bertelekan di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan." QS. Al-Waqi'ah: 15-16)

    "Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan." (QS. Al-Insan: 13)

    14. Wanita-wanita Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadiken mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan." (QS. Al-Waqi'ah: 35-38)

    15. Nyanyian dan Senandung Para Bidadari di Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya istri-istri penghuni surga akan bersenandung untuk suami-suami mereka dengan suara paling merdu yang belum pernah didengar seorang pun." (HR. Ath-Thabrani)

    16. Syahwat dan Jima' Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan." (QS. Yaasin: 55-56)

    17. Hewan Tunggangan Penghuni Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika Allah memasukkan kamu ke surga, maka tidaklah di dalamnya engkau menginginkan menaiki kuda dari yaqut merah, (melainkan) ia akan terbang bersamamu di surga, kemana pun kau kehendaki." (HR. At-Tirmidzi)

    18. Penetapan Melihatnya Penduduk Surga Kepada Rabb Mereka

    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika penduduk surga telah masuk surga, beliau bersabda, 'Allah berfirman, 'Apakah kalian mengharapkan agar Aku tambahkan (kenikmatan) kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami, bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?' Rasulullah bersabda, 'Kemudian Dia membuka hijab, tiada hal yang mereka terima yang lebih mereka senangi dari melihat Rabb mereka.' Kemudian beliau membaca ayat ini, 'Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya'." (QS. Yunus: 26) (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasaa-i)

    Harap dimaklumi, tulisan diatas hanya untuk memberikan tambahan tentang tema yang dikaji namun tidak merupakan isi dari kajian tersebut. Wallahu'alam.