[Sabar Dikala Sakit] 
  • Sabar adalah kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh kepada ketetapan Allah. Jadi kesabaran itu adalah sebuah proses aktif, kombinasi antara ridho dan ikhtiar. Kesabaran bukan proses diam dan pasif melainkan prOses aktif yaitu akal aktif, tubuh aktif dan iman yang aktif. Justru dari musibah yang disikapi dengan sabar akan lahir rahmat dan tuntunan dari Allah.
  • Bagaimana sabar menghadapi sakit?
    1. sabar Husnuzon (berbaik sangka) kepada Allah.
    2. sabar untuk tidak mengeluh.
    3. sabar menafakuri hikmah sakit.
    4. bersabar ketika ikhtiar.
    5. sabar untuk berniat sembuh dan punya niat untuk beribadah.
[Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan]
  • Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung.[An-Nahl : 96], [Az-Zumar : 10]
  • Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
    "Artinya : Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya".
  • Allah mengujimu menurut bobot iman yang engkau miliki. Apabila bobot imanmu berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agamamu, maka cobaan yang diberikan kepadamu juga lebih ringan.
  • Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala.
  • Tidakkah engkau mendengar perkataan seorang hamba yang shalih (Yusuf) :"Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". Maka jadikanlah Allah sebagai tempatmu mengadu tatkala ada musibah yang menimpamu. Sesungguhnya Dia adalah penanggung jawab yang paling mulia dan yang paling dekat untuk dimintai do’a". [Al-Aqdud-Farid, 2/282]
[Syukur Saat Sehat, Sabar Saat Sakit]
  • Ada dua nikmat yang banyak orang lalai mensyukurinya yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu” (HR Bukhari).  Nikmat sehat merupakan karunia dari Allah SWT, dan sering dianggap sebagai suatu hal yang biasa saja, sehingga kita lalai untuk bersyukur kepada-Nya. Biasanya, kesadaran akan besarnya nikmat sehat baru timbul pada saat kita mengalami sakit.
  • Dan apabila aku sakit, Dia -lah yang menyembuhkan aku” (QS Asy Syu’araa’ [26]: 80). Jika Allah SWT memberikan ujian berupa sakit, ikhtiar harus dilakukan dengan berObat kepada yang ahli dalam bidang pengobatan melalui cara pengobatan yang sesuai dengan syariat. Tentu disertai do’a mohon kesembuhan kepada-Nya. Kita harus bersabar dan menyadari bahwa sakit yang kita alami adalah kehendak-Nya.
[Sabar Yang Indah di Balik Keluhan Rasa Sakit]
  • Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, Sabar yang indah (yang baik) adalah seseorang bersabar tanpa mengeluh (merintih) rasa sakit pada makhluk. Oleh karena itu, pernah dibacakan kepada Imam Ahmad bin Hambal kala ia sakit bahwa Thowus sangat tidak suka merintih tatkala sakit. Setelah itu Imam Ahmad tidak pernah mengeluh lagi (pada makhluk dengan merintih sakit) sampai waktu ia meninggal dunia.
  • Ya’qub pernah berkata,

    Bersabarlah dengan sabar yang baik” (QS. Yusuf: 18) فَصَبْرٌ جَمِيلٌ
  • إنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إلَى اللَّهِ
    "Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku." (QS. Yusuf: 86) 
  

 

"SAKIT YANG DIIKUTI DENGAN KESABARAN"

Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur".
[Asy-Syura, 26 : 32-33]
Sakit = Menggugurkan Kesalahan
  • Imam BukhaRi dan Muslim mengetengahkan sebuah Riwayat, bahwa Rasulullah saw telah bersabda: "Tiadalah mu­sibah yang menimpa orang beriman, baik berupa sakit, sedih, susah, maupun terkena duri kakinya, kecuali Allah akan menjadikannya sebagai tebusan (kafarat) atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya."
  • Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata : "Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjengukku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak". (Isnadnya Shahih, ditakhrij Abu Daud, hadits nomor 3092)
  • “Tidaklah seorang muslim menderita sakit karena suatu penyakit dan juga lainnya, melainkan Allah menggugurkan kesalahan-kesalahannya dengan penyakit itu, sebagaimana pohon yang menggugurkan daun-daunnya". (Ditakhrij Al-Bukhari, 7/149. Muslim 16/127)
Sabar di kala sakit = Penghuni Surga
  • DaRi Atha’ bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. ‘Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga ? Aku menjawab. ‘Ya‘. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seraya berkata. ‘Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata. ‘Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo’a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu fiat’. Lalu wanita itu berkata. ‘Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. ‘Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo’alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka’. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut". (Ditakhrij Al-Bukhari 7/150. Muslim 16/131)
Dicatat amal di kala sehat
  • Dari abu musa Al asyari ra ia berkata ; Rasulullah saw beRsabda; apabila seseorang menderita sakit  atau sedang bepergian , maka dicatatlah pahala baginya amal perbuatan yang biasa dikerjakan pada waktu tidak bepergian dan pada waktu sehat (HR bukhari)
  •  

    Gambaran Tentang Syurga

    1. Sifat Pintu Surga
    Nabi s.a.w. bersabda: "Di dalam surga terdapat delapan pintu, salah satu pintunya disebut Ar-Rayyan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


    Diriwayatkan oleh 'Utbah bin Ghazwan r.a., ia berkata, "Sungguh telah disebutkan kepada kami bahwa antara dua daun pintu surga sejauh perjalanan empat puluh tahun. Dan sesungguhnya suatu saat akan didatangi dalam keadaan penuh berdesakan." (HR. Muslim)


    2. Cara Penduduk Surga Memasukinya
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Golongan pertama yang masuk surga dalam bentuk bulan di malam purnama, kemudian setelah mereka golongan yang tampak seperti bintang langit yang paling kuat sinarnya. Mereka tidak kencing dan tidak berak, tidak juga meludah dan ingusan, sisir-sisir mereka dari emas dan perak, keringat mereka berupa minyak kasturi, tempat pembakaran (dupa) mereka berupa mutiara, istri-istri mereka berupa bidadari, mereka memiliki bentuk yang sama, yaitu tingginya seperti bapak mereka Adam, yaitu 60 hasta menjulang ke langit." (HR. Muslim)


    3. Kedudukan Terendah dan Tertinggi Penduduk Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda, "Musa bertanya kepada Rabb-nya, 'Apa kedudukan terendah penghuni surga?' Allah berfirman, 'Yaitu lelaki yang datang setelah penduduk surga dimasukkan ke dalam surga.' Kemudian dikatakan kepadanya, 'Masuklah ke dalam surga!' Ia berkata, 'Wahai Rabbku, bagaimana mungkin sedangkan orang-orang telah menempati tempat-tempat mereka dan telah mengambil bagian-bagian mereka?' Maka dikatakan kepadanya, 'Apakah kamu rela jika bagianmu seperti kerajaan raja dari raja-raja dunia?' Ia menjawab, 'Saya ridha wahai Rabb.' Allah berfirman, 'Itu bagianmu ditambah dengan semisalnya, semisalnya, semisalnya dan semisalnya.' Dan ia menjawab saat penyebutan yang kelima, 'Saya ridha wahai Rabb.' Allah berfirman, 'Ini bagianmu dan sepuluh kalinya serta bagimu apa yang diinginkan oleh jiwamu dan apa-apa yang dipandang enak oleh matamu.' Ia berkata: 'Saya ridha wahai Rabb.'


    Kemudian Musa bertanya, 'Wahai Rabb, lantas bagaimana kedudukan tertinggi penghuni surga?' Allah berfirman, 'Merekalah orang-orang yg Aku inginkan. Aku tanamkan kemuliaan-kemuliaan mereka dengan tangan-Ku, dan Aku beri tanda di atasnya yang tidak pernah dilihat oleh mata, didengar telinga, dan terbetik di hati manusia.' Perawi hadits berkata, 'Hal ini sesuai dengan kebenaran kitab Allah: "Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam) nikmat yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. As-Sajdah: 17)(HR. Muslim).


    4. Perbedaan Derajat Penghuni Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya penduduk surga bisa memandang para penghuni kamar-kamar dari atas mereka, sebagaimana kalian melihat bintang-bintang yang berkilauan yang tampak di sebelah timur maupun barat, karena perbedaan keutamaan di antara mereka." Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulullah, itu adalah kedudukannya para Nabi yang tidak bisa disamai oleh selain mereka?' Rasulullah bersabda, 'Benar, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul...'" (HR. Al-Bukhari dan Muslim).


    5. Sifat Bangunan, Tanah dan Kerikil Surga
    Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Kami bertanya, "Ya Rasulullah, ceritakan kepada kami tentang bangunan surga?" Beliau menjawab, "(Bangunannya) dari bata emas dan bata perak, lantainya kasturi, kerikilnya lu'lu' dan yaqut, tanahnya za'faran, siapa yang memasukinya akan merasakan kenikmatan dan tidak ditimpa kekhawatiran, kekal dan tak akan mati, pakaiannya tidak akan usang dan masa mudanya tak akan sirna." (HR. Ahmad).


    6.Kamar-kamar Surga
    Nabi s.a.w. bersabda, "Di surga terdapat kamar-kamar, bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar." Abu Malik Al-Asy'ari berkata, 'Kamar-kamar it untuk siapa ya Rasulluah?' Beliau menjawab, "Untuk orang-orang yang baik dalam berbicara, memberi makan dan melaksanakan shalat malam di kala manusia terlelap dalam tidur." (HR. Ath-Thabrani).


    7. Kemah-kemah Penghuni Surga
    Nabi s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya bagi seorang mukmin di surga mendapatkan sebuah kemah dari lu'luah yang berongga, panjangnya enam puluh mil. Di dalamnya seorang mukmin tinggal bersama keluarganya, ia bisa mengelilingi mereka, dan sebagian mereka tidak bisa melihat sebagian yang lain." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


    8. Pasar Surga
    Rasullulah s.a.w. bersabda: "Di surga ada pasar yang dikunjungi tiap hari Jum'at, bertiuplah angin utara menerpa wajah dan pakaian mereka, maka bertambahlah kecantikan dan kemolekan mereka. Mereka kembali kepada keluarga mereka dalam keadaan bertambah bagus dan molek, sehingga keluarga mereka berkata, 'Demi Allah, kalian bertambah cantik dan molek setelah kepergian kami.' Mereka pun menjawab. 'Demi Allah, kalian pun juga bertambah bagus dan cantik setelah berpisah dengan kami'." (HR. Muslim)


    9. Sungai-sungai Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Al-Kautsar adalah sungai di surga, kedua tepinya dari emas, salurannya terbuat dari yaqut dan mutiara, tanahnya lebih harum dari kasturi, airnya lebih manis dari madu, dan lebih putih dari salju." (HR. Ibnu Majah)


    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sungai-sungai surga terpancar dari bawah bukit atau dari bawah gunung kasturi." (HR. Ibnu Hibban)


    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Di surga terdapat samudera untuk air, samudera untuk susu, samudera untuk madu dan samudera untuk khamr, kemudian setelah itu sungai-sungai terpecah darinya." (HR. Al-Baihaqi)



    10. Pohon-pohon Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pohon dimana seorang pengendara berjalan seratus tahun belum akan melewati naungannya. Jika kalian mau, bacalah firman Allah Ta'ala, 'Dan naungan yang terbentang luas.' (QS. Ar-Rahman: 30)." (HR. Al-Bukhari dan At-Tirmidzi)


    11. Sifat Makan dan Minum Penduduk Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya penduduk surga makan dan minum di dalamnya, tidak pernah berak, tidak ingusan dam tidak pula kencing. Makanan mereka menjadi sendawa seperti aroma kasturi, mereka diilhami tasbih dan tahmid seperti mereka diilhami bernafas." (HR. Muslim)

    12. Pakaian Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga 'Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah;" (QS. Al-Kahfi: 31)

    13. Dipan Penduduk Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Mereka bertelekan di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan." QS. Al-Waqi'ah: 15-16)

    "Di dalamnya mereka duduk bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersangatan." (QS. Al-Insan: 13)

    14. Wanita-wanita Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadiken mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya. (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan." (QS. Al-Waqi'ah: 35-38)

    15. Nyanyian dan Senandung Para Bidadari di Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya istri-istri penghuni surga akan bersenandung untuk suami-suami mereka dengan suara paling merdu yang belum pernah didengar seorang pun." (HR. Ath-Thabrani)

    16. Syahwat dan Jima' Penghuni Surga
    Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan." (QS. Yaasin: 55-56)

    17. Hewan Tunggangan Penghuni Surga
    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika Allah memasukkan kamu ke surga, maka tidaklah di dalamnya engkau menginginkan menaiki kuda dari yaqut merah, (melainkan) ia akan terbang bersamamu di surga, kemana pun kau kehendaki." (HR. At-Tirmidzi)

    18. Penetapan Melihatnya Penduduk Surga Kepada Rabb Mereka

    Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jika penduduk surga telah masuk surga, beliau bersabda, 'Allah berfirman, 'Apakah kalian mengharapkan agar Aku tambahkan (kenikmatan) kepada kalian?' Mereka menjawab, 'Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami, bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga, dan menyelamatkan kami dari neraka?' Rasulullah bersabda, 'Kemudian Dia membuka hijab, tiada hal yang mereka terima yang lebih mereka senangi dari melihat Rabb mereka.' Kemudian beliau membaca ayat ini, 'Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya'." (QS. Yunus: 26) (HR. Muslim, At-Tirmidzi dan An-Nasaa-i)

    Harap dimaklumi, tulisan diatas hanya untuk memberikan tambahan tentang tema yang dikaji namun tidak merupakan isi dari kajian tersebut. Wallahu'alam.