PENGHAPUS AMAL KEBAJIKAN


Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat Al Ghaasyiyah ayat 1 sampai 4.
”Sudah datangkah kepadamu berita (Tentang) hari pembalasan? (1) Banyak muka pada hari itu tunduk terhina (2) Bekerja keras lagi kepayahan (3) Memasuki api yang sangat panas (neraka) (4).”
Ayat diatas memberikan informasi bahwa akan ada pemandangan yang akan disaksikan dihari kiamat wajah yang menunduk penuh ketakutan, penuh kesedihan, terhina menghadap pengadilan Allah  padahal mereka didunia ternyata bekerja keras dalam beramal, bahkan bercapek-capek, namun mereka orang-orang yang mendapatkan jilatan-jilatan api neraka. Mengapa demikian? Ini disebabkan karena hanya memperhatikan memperbanyak amalan lalu melupakan hal-hal yang bisa menghabiskan amalan. Wa’iyyadzu Billah.
Menurut Imam Ibnu Qayyim Rahimahulullah hal itu sangat banyak dan tidak bisa disebutkan yang banyak itu, namun pada edisi ini kami akan memberikan beberapa hal yang kami anggap penting untuk diketahui sekaligus untuk dihindari agar amalan yang dikerjakan diterima disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala pahalanya sempurna.
1.    Kekufuran
Al kufru (perbuatan kekufuran) adalah perbuatan yang menghancurkan dan menghabiskan amalan seorang manusia, bagaimanapun banyaknya dan bagusnya amalan yang dilakukan maka yakinlah mereka adalah penghuni neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak ada sesuatu dari kebajikannya mendapatkan pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karenanya orang kafir adalah orang yang tidak ada kebaikannya sama sekali disisi Allah      Subhanahu wa Ta’ala di hari kiamat (kafir adalah siapa saja yang tidak beragama dengan agama islam).
 Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya, lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amal dengan cukup dan Allah adalah sangat cepat perhitungan-Nya”. (QS. Al Furqan: 39)
Inilah amalan orang kafir yang tidak punya bobot sama sekali, dibuang begitu saja dan tidak dihargai sama sekali oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dan kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.”(QS: Al Furqan: 23)
Begitulah orang kafir di dunia ini, mereka sudah menghabiskan harta mereka untuk suatu kebahagian akhirat tapi mereka tidak mendapatkan sedikitpun dari hasil-hasil usaha mereka di dunia ini  Seoarang tokoh Qurais di zaman jahiliyah, Ibnu Jad’an. ia dikenal dermawan oleh semua orang di zamannya. Lalu Aisyah Radhiallahu Anha menanyakan kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tentang perihal orang ini. Ya Rasulullah. Ibnu jad’an. Apakah ibnu jad’an ini tidak mendapatkan apa-apa dari bantuannya kepada orang yang susah? perbuatan baiknya kepada tetangga? memerdekakan budak dan seterusnya? begitu banyak kebaikan-kebaikan yang dilakukan ibnu jad’an. Tapi apa kata Rasulullah. “La ya Aisyah”. Tidak wahai Aisyah. Dia tidak pernah mengatakan satu kalipun untuk memohon ampun kepada Allah dan tidak pernah menyatakan keislamannya.
2.    Syirik Besar
Seseorang yang menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka seluruh amalannya akan habis dan dihapuskan. Bahkan seandainya perbuatan kesyirikan ini dilakukan para nabi pun maka amalan-amalan mereka akan dihapuskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan keadaan para nabi-nabinya dan memuji nabi-nabinya lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala menutup ayatnya.
Itulah petunjuk Allah, yang dengannya dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendakinya di antara hamba-hamba-Nya. seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang Telah mereka kerjakan”.(QS. Al An’am: 88)
Terkhusus kepada nabi Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam
Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.(QS. Az Zumar: 65)
Allah mengancam nabinya Muhammad Shallallahu A’laihi wa Sallam untuk dihapuskan amalannya jika saja beliau berbuat kesyirikan, namun nabi kita dijaga oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari perbuatan seperti ini. Hal yang penting untuk kita perhatikan kalau nabi saja diancam dengan seperti itu maka apatah lagi umatnya.
Sungguh hal yang sangat menyedihkan hati seorang muslim saat ini, banyak diantara hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang rela dan mau mendatangi kuburan-kuburan untuk bertawassul dan meminta kepada penghuni kubur yang tidak bisa mendengarkan sedikitpun dari apa yang mereka minta apatah lagi memberikan apa yang mereka minta. Perbuatan yang seperti ini adalah perbuatan syirik besar yang akan mengubah status seseorang dari muslim menjadi seorang yang musyrik ataukah menjadi seorang yang kafir.
3.    Syirik Kecil/Riya’
Syirik yang lain yang paling berbahaya dalam artian bahaya karena sering dilakukan hamba-hamba Allah  Subhanahu wa Ta’ala tanpa mereka sadari namun syirik ini sering bersamanya. Yaitu riya’. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan dari kalian adalah syirik kecil." Mereka bertanya: Apa itu syirik kecil wahai Rasulullah? Rasulullah  menjawab: "Riya’, Allah berfirman kepada mereka pada hari kiamat saat orang-orang diberi balasan atas amal-amal mereka: Temuilah orang-orang yang dulu kau perlihat-lihatkan di dunia lalu lihatlah apakah kalian menemukan balasan disisi mereka?" 
(HR. Imam Ahmad No. 22523. dari sahabat Mahmud bin Labit).
Jika saja Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam khawatir akan keadaan para sahabat-sahabatnya yang mulia apatah lagi kita-kita ini. Persolan riya ini kadang tidak diniatkan sama sekali tapi dia muncul ditengah kita beramal. Awalnya seorang hamba beramal tidak mengharapkan pujian dari manusia namun ketika dia tengah beribadah melakukan amalan saleh berbuat kebajikan kemudian datang manusia memandangnya dan memujinya, maka datanglah syaitan mengubah niatnya yang tadinya beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lalu mengharapkan pujian-pujian dari manusia. Padahal orang yang beramal untuk manusia dalam hadist yang kita sebutkan tadi mereka-mereka akan diusir oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kepada mereka untuk mendatangi orang-orang yang dulu dia harapkan pujian dan penilaiannya untuk menberikan pahala dari mereka.
Hari kiamat adalah hari yang tidak seorang pun memberikan manfaat kepada saudara-saudaranya. Maka apa yang kita harapkan dari orang lain yang ia juga butuh pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak bisa menyelamatkan dirinya, maka bagaimana mungkin kita mengharapkan sesuatu dari orang seperti itu. Maka seorang muslim, hendaknya dalam setiap amalannya hanya mengharapkan balasan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kapan dia beramal karena seseorang maka dia akan meminta pahala kepada. orang tersebut dan Allah tidak memberikan sesuatu apapun.
4.    Meremehkan sunnah Rasulullah
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. Al Hujurat: 2)
Imam Ibnu Qayyim Rahimulullah  mengatakan tentang ayat ini. Jika saja tidak beradab dihadapan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengangkat suara dihadapan beliau itu sudah bisa membatalkan, menghapus amalan-amalan bagi seorang hamba baik disadari maupun tidak, maka apatah lagi seseorang yang menjelek-jelekkan sunnah dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Seseorang yang membuat aturan-aturan yang bertentangan dengan aturan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan menganggap aturan itu lebih baik dari aturan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Membuat syariat/undang-undang yang tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan memandang undang-undang atau syariat itu lebih pantas dikedepankan dari pada hukum-hukum dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka orang seperti ini lebih pantas habis amalan-amalannya meskipun kelihatannya bagus dan pengorbanan yang begitu banyak dalam mengerjakan amalan tersebut “Wallahu A’alam”